CILACAP.INFO – Beberapa pekan terakhir usai Hari Raya Idul Fitri, harga ayam hidup anjlok dan menyebabkan para peternak mandiri menjerit.
Menurut pemerintah, harga ayam anjlok tersebut disebabkan karena permainan para broker.
Selain itu perusahaan peternakan juga melibas pasar tradisional. Diduga ayam yang hendak dijual ke bandar dan ke kota-kota besar seperti ibukota Jakarta itu penuh akan ayam. Sehingga perusahaan ayam seperti Poultry Shop yang kian banyaknya pada akhirnya merambah ke pasar tradisional.
Diketahui, sebelumnya para peternak di jawa tengah dengan sengaja membagi-bagikan ayam secara gratis. Hal tersebut sebagai aksi atas ketidakstabilan harga ayam hidup.
Di sejumlah wilayah di jawa tengah, harga ayam hidup ada yang cuma 8 ribu perkilo.
Sedangkan harga ayam potong berkisar Rp. 33.000,- / Kg disejumlah pasar di Indonesia Bahkan jauh dari angka di atas. Hal ini tentu saja membuat Peternak mandiri maupun perusahaan menjerit Bahkan banyak yang gulung tikar. Dimana fenomena itu tidak sepadan dengan nilai atau biaya pakan yang telah dikeluarkan dan juga biaya pembelian Day Old Chiken (DOC).
Namun informasi terkini, harga ayam hidup kembali normal, berkisar di Rp. 19,500,- per kilogram.
Salah seorang peternak bernama Karsono warga Panyingkiran, Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja mengatakan.
“Harga ayam hidup kini alhamdulillah sudah naik lagi setelah sebelumnya turun, kini ayam hidupnya 19 ribu 5 ratus per kilonya,” Katanya. Rabu (3/7/2019).