Dampak Sosial Ekonomi Bandara Jenderal Soedirman Purbalingga

Bandara Jendral Soedirman
Bandara Jendral Soedirman (foto Istimewa | Kuasakata.com)

PURBALINGGA, KANAL BANYUMASAN – Masyarakat Purbalingga dan sekitarnya kini sedang bersiap menanti dibuka secara resmi bandara udara Jenderal Soedirman. Direncanakan pertengahan bulan April (21-22/4) 2021 baru akan dibuka secara resmi. Hingga saat ini, ribuan pekerja terlibat dalam mega proyek Bandara Jenderal Soedirman (BJS) yang sudah mendekati 90 persen pengerjaan.

Kehadiran proyek BJS ternyata mampu mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Purbalingga. Hal tersebut dibuktikan dengan berkurangnya angka pengangguran menjadi 1,4 % dari persentase sebelumnya yaitu 3,8 %.

Kehadiran BJS juga diyakini akan mengembangkan perekonomian di Kab Purbalingga dan sekitarnya.Kalau perkembangan ekonomi khususnya Purbalingga, sudah barang tentu juga ada imbas ke Jateng bagian selatan seperti Banyumas, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara dan sekitarnya.

Tidak saja dampak sosial ekonomi dari sektor transportasi, juga dari sektor pariwisata juga diharapkan akan mengalami perkembangan yang signifikan. Selain itu, tentu saja kerajinan hasil industri akan berkembang, Jadi secara tidak langsung adanya bandara ini memberikan dampak positif bagi wilayah Purbalingga dan sekitarnya.

Masih banyak dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat dengan keberadaan bandara baru tersebut. di antaranya meningkatnya kesejahteraan, membuka akses internasional bagi barang dan angkutan penumpang, menambah lapangan kerja baru, peluang usaha kian terbuka luas dan meningkatnya kunjungan wisata, akses perdagangan, serta pendidikan.

Jika BJS selesai dibangun dan mampu menampung 2 juta pengunjung per tahun, maka diprediksi akan terjadi peredaran uang di masyarakat sebesar Rp 30 miliar per bulan. Tentu ini angka yang tidak sedikit. Selain itu BJS juga diprediksi menciptakan peluang 165.000 tenaga kerja baru.

Beberapa usaha terkait lainnya nanti juga bisa digarap. Antara lain kost/homestay, toko, rumah makan, transportasi/rental kendaraan, laundry, bengkel, dan catering. Begitupun peluang pekerjaan yang butuh tenaga kerja lokal seperti teknisi, administrasi, keamanan, driver, gardener, kebersihan, dan lainnya.

Sehingga salah besar, jika diasumsikan BJS ini hanya akan menguntungkan kelas ekonomi menengah ke atas. Jelas dampak bagi masyarakat kelas menengah ke bawah juga cukup besar siap.

Bahkan sejak mega proyek ini mulai berjalan pun, sebenarnya sudah bisa banyak menyerap tenaga kerja lokal di banyak bidang. Seperti konstruksi, elektronika, listrik, logam, pengemudi kendaraan proyek, operator alat berat, dan lainnya.

Dampak ekonomi lainnya membuka peluang dan pusat ekonomi baru di jalur timur Purbalingga yang meliputi kec Bukateja, Kemangkon dan Purbalingga sendiri.

Dan mega proyek ini telah membuka peluang usaha pasokan bahan bangunan dari sekitar seperti batu-bata, pasir, tanah urug, batu kali, kayu, bambu, papan, dan lain-lain. Artinya, keberadaan bandara ini akan memacu pertumbuhan ekonomi sekitar khususnya Kabupaten Purbalingga.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) pasti juga akan naik signifikan dari sektor pariwisata, industri, perdagangan, pajak dan retribusi. Investor juga akan berdatangan untuk membuka usaha dan industri baru di sini. Lapangan pekerjaan akan bertambah dan ekonomi berputar.

Bandara udara Jend Soedirman ini juga sangat besar dampaknya bagi eksistensi Purbalingga sebagai kota agrowisata, industri dan pertanian .
Dengan jumlah arus pengunjung yang saat ini tumbuh sangat pesat di Banyumas yang sudah mendekati angka 4 juta pergerakan orang per tahun.

Purbalingga, paling tidak dengan keberadaan BJS ini bisa menampung 1,5 –2 juta penumpang per tahun.

Karena itulah BJS ini didesign mampu melayani 6 penerbangan per hari dan 1,5 juta pengunjung setahun. Dengan kunjungan sebanyak itu diharapkan akan membanjiri pengunjung ke obyek wisata yang ada di Purbalingga dan sekitarnya.

Industri pendukung wisata seperti hotel, transportasi, travel, catering juga akan semakin bertumbuh pesat.

Tambahan 1 juta kunjungan wisatawan adanya bandara tersebut. Perputaran ekonomi pun diprediksi akan mencapai Rp 3 Trilyun dalam setahun.

Untuk mencapai target kenaikan kunjungan wisata,maka rute pariwisata tidak saja terkonsentrasi di Purbalingga saja. Perlu juga pengembangan rute baru jalan dari airport ke destinasi wisata yang ada dan ada jalan tembus menuju Borobudur dengan melewati rute darat lewat Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Magelang.

Dengan ikon Borobudur, tentunya target tersebut sangat masuk akal. Untuk itulah rencana pemerintah selanjutnya membangun infrastruktur jalan dari airport menuju ke Candi Budha terbesar itu.

Inilah pembangunan infrastruktur pariwisata masa depan yang sedungguhnya. Akan tetapi itu tidak gampang, karena di Indonesia, atraksinya bagus sementara aksesnya kurang dan sarana serta infrastrukturnya masih dalam taraf pengembangan.

Pembangunan infrastruktur BJS selama ini diharapkan juga untuk menarik investor yang selama ini hanya tertumpuk di Bali saja.
Selain investor perputaran uang dari wisatawan manca yang masuk, harga tanah juga akan mengalami kenaikan.

Terutama di kawasan yang dekat bandara atau jalur baru menuju akses ke luar daerah seperti sepanjang jalan tembus ke Banjarnegara dan Kab Banyumas.(***)

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait