BANYUMAS, KANAL BANYUMASAN – Pada Pemilu 2024 mendatang, Partai Persatuan Pembangunan Banyumas, meenargetkan 6 kursi di DPRD Banyumas. Itu dikatakan Ketua DPC PPP Banyumas, Balqis Fadillah dalam berbagai kesempatan.
“Ini target yang realistis bagi PPP. Kami bisa saja menargetkan lebih, tapi buat apa menargetkan yang tidak realistis,” kata Balqis yang juga adalah putri sulung Habib Jafar bin Idrus Al Habsyi (alm).
Sebelumnya, lanjut Balqis, genderang target kursi DPRD II di tiap dapil sudah dimulai dari setengah tahun yang lalu dengan menggelar Musyawarah Anak Cabang (Musancab) PPP se Kabupaten Banyumas, di Pondok Pesantren Roudlotul Ilmi, Kranggan, Pekuncen dan di Kantor DPC PPP Banyumas, di Purwokerto.
Sesepuh PPP Banyumas, Habib Muhammad Al Habsyi optimis target itu tercapai, sekarang momentum bagus untuk membesarkan PPP, karena PBNU sudah berstatemen bahwa NU tidak boleh jadi alat politik partai. Sehingga massa nahdliyyin bisa kembali ke PPP.
“PPP harus tetap santun dalam berpolitik, jangan menjelekkan partai lain dan tidak menebar isu hoax,” ujarnya.
Kiai Faturrochman, pada kesempatan itu menyatakan, dirinya kini mantap kembali ke PPP, jalan pulang menuju ka’bah. Karena perjuangan PPP sudah terbukti.
“Terbitnya Perpres Ponpes diperjuangkan PPP bertahun-tahun sudah terbit. Sekarang sedang berproses memperjuangkan larangan minuman keras,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Jateng dari PPP, Inna Hadianala, Anggota DPRD I Jawa Tengah Dapil III Jawa Tengah (Kab Cilacap dan Banyumas) mengatakan, PPP harus merangkul semua elemen masyarakat, baik kultural maupun struktural.
“Selain itu, juga harus bersinergi dengan birokrasi dan pemerintahan,” kata Hj Inna.
Untuk mencapai target 6 kursi FPPP DPRD II Banyumas, Hj Syarifah Bilqis berusaha menggaet suara milenial,
“Bicara demokrasi di mata millenial adalah bicara harapan dan cita-cita bersama. Substansi dari demokrasi adalah bersepakat mencapai tujuan bersama, untuk hidup bernegara yang lebih baik.
Satu keunggulan Indonesia dibandingkan dengan negara lain adalah memiliki bonus demografi. Hampir 60% penduduk Indonesia adalah generasi millenial dan generasi Z, jika bisa bergerak bersama, maka Indonesia bisa menjadi raksasa ekonomi dunia di tahun 2045.
Menurut Anggota DPRD Banyumas itu, untuk mewujudkan itu semua, perlu partisipasi bersama untuk menjaga dan merawat demokrasi.
“Anak millenial tidak boleh alergi dengan politik. Karena dalam alam politik yang sehat itulah demokrasi bisa dijalankan dengan baik,” katanya.
Anak muda, lanjut Balqis, tidak boleh sekadar jadi obyek politik. Tapi harus menjadi subyek. Maka harus kritis dan berani untuk memperjuangkan nasib dan masa depannya.
“Jadi makna demokrasi di mata millenial adalah, lahirnya anak-anak muda yang tidak alergi dengan politik. Tidak malas berkreasi, tidak mati dalam berinovasi. Dan saya sebagai wakil rakyat siap bersama anak milenial mewujudkan harapan itu, untuk Indonesia yang lebih maju,” tutupnya. (***)