Untuk menyesuaikan selera masing-masing pengunjung, disediakan irisan cabe dan kecap. Bagi yang ingin dibawa pulang juga bisa. Cara menghitung jumlah uang yang harus dibayar pembeli, tiap daging yang akan dimakan langsung di tempat maupun dibawa pulang, akan ditimbang terlebih dahulu.
Warung sederhana di pinggir jalan raya Kejobong – Banjarengara ini buka dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00 WIB. Dan sepanjang jam buka, selalu ada banyak mobil berparkir di depan dan seberangnya. Tak hanya dari sekitar Kabupaten Purbalingga, tapi juga berasal dari luar Kabupaten.
“Kalau khusus masyarakat terdekat di sini, biasanya setiap lebaran kami persilahkan menikmati gule melung gratis,” ujar Bu Hadi yang dikenal ramah dan pemurah oleh karib kerabat dan para tetangganya itu.
Lama-lama Gulai Melung buatannya menjadi semakin populer, dan dicari oleh banyak orang di Purbalingga. Akhirnya Bu Hadi mulai membuka warung Gulai Melung di samping rumahnya dan warung tersebut bertahan hingga hingga saat ini.
Gulai Melung Bu Hadi masih diolah dengan memakai cara tradisional. Kalau kamu gemar menyantap aneka olahan kambing, maka kamu wajib mencicipi Gulai Melung Bu Hadi ini. Setiap harinya Bu Hadi mengolah 20 kilogram daging kambing serta 200 butir kelapa dan diolah secara tradisional dengan menggunakan 9 tungku.
Satu porsi gulai di warung Bu Hadi biasanya memiliki isian daging, kikil, balungan atau tulang yang disajikan dengan kuah kental dan gurih. Uniknya di warung ini saat memesan Gulai Melung, dagingnya harus ditimbang dulu. di sini daging dihargai per ons. Setelah ditimbang barulah daging disajikan dengan kuahnya dan lontongnya dihidangkan terpisah.
Selain Gulai Melung, Warung Bu Hadi juga menjual tulang sumsum, tulang iga, tulang ekor, kaki kambing atau dengklik, dan kepala kambing. Karena itu jangan heran ya kalau kamu berkunjung ke warung ini, kamu bisa melihat pengunjung yang menyedot sumsum tulang dengan memakai sedotan.
Tampilkan Semua