Mendongkrak Potensi Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Purbalingga

puncak sibarat purbalingga
puncak sibarat purbalingga

PURBALINGGA, KANAL BANYUMASAN – Industri pariwisata di Kota Perwira saat ini tumbuh pesat. Pandemi yang melanda hampir seluruh daerah dunia.Membuat dampak yang luar bisa di seluruh sektor kehidupan. Sektor pariwisata belum pulih benar. Dalam setahun terakhir, di Purbalingga yang kini sudah punya 50 tempat unggulan, menunda sejenak gairah bangkit kembali.

Ada banyak pihak menaruh harapan paska lebaran, ekonomi sudah pulih benar. Dengan dibukanya bandara udara Jendral Besar Soedirman 22 April 2021, industri pariwisata harus tumbuh seiring dengan operasionalisasi Bandara.

Keberadaan bandara yang akan mulai beroperasi April 2021 ini harus menjadi daya ungkit pengembangan wisata di Purbalingga.

Pelaku wisata Purbalingga harus siap mengambil kesempatan dari hadirnya bandara. Jangan sampai, keberadaan bandara justru menguntungkan daerah lain.Purbalingga memiliki potensi pariwisata yang sangat besar seperti wisata alam, pedesaan, religi, sejarah dan budaya.
Wisata Ziarah Makam Sayid Mansyur Purbalingga.

Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah berada di antara cekungan-cekungan dari beberapa rangkaian pegunungan yang ada di sekitarnya. di sebelah Utara merupakan rangkaian pegunungan dari Gunung Slamet dan dataran tinggi Dieng, sedangkan bagian Selatan merupakan Depresi Serayu yang dialiri oleh dua sungai besar yaitu kali dan anak sungainya yaitu kali Pekacangan.

Dari kali Pekacangan ini bertemu anak sungai Klawing dan akhirnya bermuara menjadi satu menjadi sungai Serayu. Saat ini potensi batu akik sungai Klawing sedang booming, setelah pesona batu pancawarna dan nagasui menjadi juara internasional di majalah Gramstone. Selain potensi batu pancawarna Klawing, ada juga potensi batu akik bahkan batu warna yang ada di Kec Karanganyar, Mrebet, Karangmoncol dan Rembang serta sepanjang sungai Pekacangan.

Ada beberapa tempat wisata di Purbalingga yang terkenal sampai ke daerah di luar Kabupaten Purbalingga, dan juga digemari oleh kebanyakan orang. Kabupaten Purbalingga sendiri merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kotanya yaitu Purbalingga.

Kabupaten Purbalingga berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara di sebelah Timur dan Selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Banyumas di sebelah Barat dan Selatan. Secara geografi, Kabupaten Purbalingga terbentang pada altitude + 40 sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.

Ibu kota Kabupaten Purbalingga yakni Purbalingga yang berada di sekitar 21 km sebelah Timur Laut Purwokerto. di Kabupaten Purbalingga ada terdapat banyak industri, seperti industri bulu mata dan wig serta industri knalpot sebagai alternatif suku cadang murah.

Selain terdapat banyak industri, ada pula beberapa tempat wisata di Purbalingga yang terkenal sampai ke luar daerah Purbalingga semacam Objek Wisata Owabong (Bojongsari), Gua Lawa (Karangreja), Monumen Jendral Soedirman (Rembang), Wisata Air Congot (Kemangkon) dan lain-lain.

Ciri Khas Daerah

Dari masa lalu ikon wisata Purbalingga yakni Goa Lawa Purbalingga (Golaga). Goa ini tidak dimiliki daerah lain dan bisa dijadikan sebagai icon wisata Purbalingga.

Bagaimana Purbalingga menampilkan wisata yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Golaga bisa diangkat untuk menjadi icon wisata Purbalingga. Tentu dengan tidak mengesampingkan potensi wisata yang lainnya seperti Sanggaluri, Aquarium, Serang, Owabong. Museum Soedirman, serta 50 destinasi wisata lokal yang tersebar di pedesaan seantero Purbalingga Raya.

Potensi lokal wisata yang ada, selama ini sudah berjalan dengan baik. Pengelola wisata lokal di jaman digital ini sudah memaksimalkan media sosial untuk promosi wisata. Selain itu, pemerintah daerah juga mempunya gedung TIC (Tourism Informacy Centre) yang merupakan sarana penghubung semua stakeholder di Kabupaten Purbalingga.

Lokasi TIC juga strategis karena berada di Taman Kota Usman Janatin, yang sudah dilengkapi Wastralingga, Tuka-Tuku Purbalingga, Cafe dan Misbar Purbalingga. di kota Braling ini juga memiliki BUMD yang khusus menangani wisata yakni Owabong yang bisa menjadi pendorong pengembangan wisata lainnya.

Pelayanan Wisata
Seiring dalam menyambut kejutan lonjakan arus wisata pada bulan April, serta liburan lebaran ada yang harus menjadi pedoman dalam pengembangan pariwisata, yakni pelayanan(service).

Pelayanan wisata harus dilakukan secara maksimal karena wisatawan yang datang menengah ke atas.Pelayanan wisata harus dilakukan secara optimal dan memberikan kesan bagi pengunjungnya. Pariwisata dan ekonomi kreatif potensinya menjanjikan harapan baru bagi tumbuhnya pariwisata di satu sisi dengan produk-produk kreatif di sisi lain. Belum adanya pedoman-pedoman baku terhadap sektor-sektor ekonomi kreatif menjadikan memaksimalkan potensinya.

Sejak digabungnya pariwisata dan ekonomi kreatif memang secara nyata di lapangan belum ada upaya yang terpadu untuk membuat keduanya saling mendukung sehingga mampu menciptakan multipler effect bagi tumbuhnya sektor pariwisata dan produk kreatif.
Saat ini objek wisata yang ada di Indonesia masih sangat jarang yang didesign agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa maju bersama-sama dan tumbuh saling mendukung.
Dari sisi pengelolaan manajemen pariwisata dikelola oleh pemerintah daerah namun dari sisi pengelolaan produk ekonomi kreatif seperti penjualan cinderamata dilakukan oleh masyarakat setempat. Kelemahan utamanya adalah bahwa mereka yang jualan di objek wisata tersebut tidak diberikan tempat khusus oleh pengelola objek wisata tersebut.

Fenomena semacam ini juga terjadi di objek wisata lain, seperti Grand Canyon di Ciamis, Goa Lawa di Purbalingga, Pantai Petanahan di Kebumen dan hampir semua objek wisata berjalan seperti ini. Untuk memajukan pariwisata dan produk kreatif secara bersamaan perlu upaya untuk memadukan program pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi satu paket.

Artinya objek wisata harus bekerja sama dengan orang-orang yang terlibat dalam penjualan cinderamata di objek wisata tersebut. Bahkan bukan hanya itu, harus diupayakan bahwa cindaramata yang diperjual belikan di objek wisata tersebut harus ikut mendongkrak meningkatnya kunjungan wisatawan pada objek tersebut.

Bicara tentang pariwisata tidak terlepas dari budaya secara umum termasuk adat istiadat dan juga produk khas daerah. Oleh karenanya penjual cinderamata dan produk khas daerah pada salah satu objek wisata harusnya ikut menjual identitas objek wisata atau budaya daerah setempat.

Sangat penting pengaruhnya untuk memperhatikan para penjual produk-produk kreatif pada objek wisata tertentu mendapatkan pelatihan bagaimana cara menjual yang baik bahkan jika penjual pun hendaknya menonjolkan budaya setempat dengan penguasaan logat daerah yang mumpuni jika perlu menggunakan seragam objek wisata setempat atau pakaian khas daerah setempat.

Perhatian pemerintah sebagai pihak yang berkepentingan untuk menaikkan kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif harus ditunjukkan dengan keterpaduan program semacam ini. Keterpaduan program selanjutnya adalah persoalan menyatunya sektor-sektor ekonomi kreatif dengan objek wisata.

Saat ini pemerintah menggolongkan sektor ekonomi kreatif ke dalam 14 sektor antara lain: periklanan (advertising); arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain (design); pakaian (fashion); permaianan interaktif (game); music; seni pertunjukan; video, film dan fotografi; penerbitan dan percetakan; layanan computer dan piranti lunak (software); televisi dan radio serta riset dan pengembangan.

Objek wisata yang memiliki wahana wisata yang terpadu dengan 14 sektor tersebut akan sangat membantu pengambangan industri kreatif.
Banyak objek wisata di tanah air belum memadukan antara wahana wisata dengan 14 sektor ekonomi kreatif yang mungkin bisa dilakukan di objek tersebut.

Pada satu objek wisata tentunya bisa dipakai untuk media periklanan, menampilkan produk arsitekur rumah daerah, membangun pasar seni dan kerajinan, menampilkan fashion khas daerah, membuat video-video dokumenter, menampilkan seni music dan pertunjukan khas daerah dan menunjang sektor yang mungkin ada di objek wisata tersebut.

Purbalingga Jawa Tengah mempunyai banyak potensi lokal yang dapat digali. Tinggal bagaimana sentuhan kreativitas dan seni, sehingga sebuah produk tampil lebih menarik. Masyarakat—utamanya generasi muda—diharapkan berperan aktif dengan berkreativitas dan memunculkan potensi lokal daerah yang dimilikinya.

Pontensi wisata lokal, baik wisata alam wisata religi, wisata kuliner, wisata pendidikan dll dengan berbekal ilmu pengetahuan dari berbagai macam disiplin ilmu, diharapkan bisa mengolah potensi yang ada, sehingga layak jual dan bisa bersaing dipasar global.

Agar semua potensi lokal dapat tumbuh kembang dengan baik, perlu dukungan pemerintah daerah melalui kepala daerah dengan regulasinya. Agar potensi yang ada bisa dipakai atau dikonsumsi masyarakat di lingkungan daerah tersebut. Contohnya, batik Banyumas dipakai sebagai seragam para PNS di Banyumas.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau (yang 6.000 di antaranya tidak dihuni) serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia.

ektor pariwisata dianggap sebagai lahan strategis untuk mempercepat laju ekonomi. Pariwisata diyakini sebagai cara yang tepat dan cepat untuk mensejahterakan rakyat.

Pengembangan sektor pariwisata dapat memberikan multifier effect (efek ganda) kepada masyarakat. Selain menciptakan iklim perjalanan dan pengalaman, wisatawan yang datang ke objek wisata juga akan menggerakkan ekonomi kreatif di daerah tersebut. Sektor pariwisata dapat melibatkan orang dari berbagai latar belakang.

Mulai dari door boy di sebuah hotel hingga pada bagian yang lebih tinggi berbasis teknologi informasi (IT). Itulah mengapa, sektor pariwisata mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak.

Besarnya potensi wisata di Indonesia ini harus disinergikan dengan strategi khusus untuk mendongkrak laju ekonomi nasional. Indonesia ini sangat kaya tempat wisata. Baik wisata budaya (culture tourism) maupun wisata alam (nature tourism) yang tersebar di Indonesia.

Perjalanan dan pariwisata diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan selama sepuluh tahun ke depan sebesar lebih dari 4 persen setiap tahunnya dan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan industri lain.

Pada akhirnya, sinergitas antara peran pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk membangun serta memajukan sektor pariwisata Indonesia. Keberhasilan sinergi tersebut akan berdampak pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Karenanya perlu sinergitas antara peran pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk membangun serta memajukan sektor pariwisata Indonesia. Keberhasilan sinergi tersebut akan berdampak pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.(*)

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait