PURBALINGGA, CILACAP.INFO – yang menjerit dari masuknya daging Babi dan dianggap sebagai daging sapi adalah para pedagang daging sapi di pasar tradisional. Akibat adanya temuan peredaran daging babi yang serupa dengan daging sapi di Kabupaten Purbalingga turut berimbas pada penjualan daging sapi di pasar tradisional Masyarakat merasa waswas akan peredaran daging babi tersebut, hal itu membuat penjualan daging sapi menurun.
Seperti diungkapkan pedagang daging sapi, Agus (58), di Pasar Segamas.,Purbalingga. “Sejak kemunculan berita soal penjualan daging babi yang diolah menyerupai daging sapi itu sangat berpengaruh. Udah sepi karena corona, sekarang muncul terkait penjualan daging babi ya makin sepi,” katanya.
Para pedagangnya sekarang jada sepi daripada waktu belum ada Korona. Maka pedagang sama sama menjerit. Menurutnya, daging sapi memiliki tekstur yang lebih lembut dibanding daging sapi.
“Daging babi teksturnya beda sekali dengan daging sapi. Dia (daging babi) lebih lembut, warnanya lebih pucat, dan daging sapi memiliki tekstur yang lebih lembut dibanding daging sapi. Kemudian, warna daging babi lebih pucat, dan baunya lebih anyir dibanding daging sapi,” lanjutnya.
“Daging babi teksturnya beda sekali dengan daging sapi. Dia (daging babi) lebih lembut, warnanya lebih pucat, dan baunya lebih anyir, karena banyak lemak di antara daging-dagingnya. Sedangkan daging sapi lemaknya itu ada di tempat-tempat tertentu, dan warna lebih terang dibanding daging babi,” katanya.
Sementara itu menurut Hj Nurul Hidayah S, SH MSi menyatakan jangan terlalu eforia. “Seolah digebyah Uyah yang beredar adalah daging babi. Kenali dulu, walau memang agak serupa,” kata wakli PPP DPRD I Jawa Tengah.
Selain itu dinas peternakan dan juga Kepolisian segera bergerak ke pasar pasar untuk mengecek daging yang beredar,.Sehingga pasar daging sapi kita bebas dari daging oplosan atau daging babi yang dikasih borak sehingga menyerupai daging sapi” lanjut Hj Nurul Hidayah SH, MSi.
Tampilkan Semua